Hubungan Seks Pranikah Mengkhawatirkan

Posted on Jumat, 12 Februari 2010 |
KEBON AGUNG- Berbagai survei yang dilakukan pada sejumlah remaja di Indonesia membuktikan bahwa hubungan seks pra nikah telah dilakukan banyak remaja di usia sekolah. Hal ini cukup mengkhawatirkan, lantaran minimnya pengetahuan para remaja mengenai pendidikan seksologi yang tepat.

Dokter Boy Abidin, Ahli Ginelogi menyatakan, dari penelitian yang dialaksanakan Annisa Foundation tahun 2006 di SMP dan SMU di Jabar mengungkapkan sebesar 42,3 persen hubungan seks pertama kali saat remaja duduk di bangku sekolah.

Sementara survei yang dilangsir BKKBN periode akhir Desember 2008 menyebutkan bahwa 63 persen ramaja di beberapa kota besar di Indonesia telah melakukan seks pra nikah."Namun sebagian besar para remaja ini meyakini bahwa berhubungan seks satu kali tiak menyebabkan kehamilan.

Kondisi ini sangat memprihatinkan dan perlu sekali adanya pembekalan mengenai kesehatan reproduksi, "katanya dalam seminar seksologi dengan tema I Know Campaign yang diadakan di SMPN 6 Semarang, Rabu (10/2) kemarin.

Dia mengatakan, pembekalan dan penyuluhan seputar bodylife knowledge, termasuk pengetahuan seksual sangat penting bagi remaja sekarang. Pasalnya, kebanyakan ramaja saat ini sudah berani bereksplorasi dengan seksualitas mereka.

Persiapan
Hal senada juga diungkapkan psikolog remaja, Ratih Ibrahim yang juga menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut. Menurutnya kondisi ini muncul karena pada masa persiapan menuju kedewasaan, terjadi perkembangan secara pesat baik di fisik, psikologis dan intelektual.

"Sehingga pada masa ini para remaja cenderung memiliki rasa keingintahuan yang besar dan mulai menyukai petualangan dengan mencoba hal-hal yang baru.Oleh karenanya di masa ini diperlukan bimbingan agar mereka memilih jalan yang benar,"ujarnya.

Dia juga mengatakan faktor lingkungan merupakan salah satu faktor yang menjerumuskan remaja pada pilihan hidup yang keliru, salah satunya informasi yang simpang siur seperti mitos yang disiarkan secara turun menurun.Faktor lainnya, hampir seluruh remaja menganggap tabu membicarakan masalah seks kepada kedua orang tuanya. Mereka lebih memilih sharing dengan temannya atau mencari informasi lain.

Ini sangat membahayakan, ketika informasi yang didapatkan baik dari lingkungan maupun akses lain adalah informasi yan keliru.

"Kita tidak dapat menyalahkan para remaja yang kemudian berami bereksplorasi dengan seksualitas, padahal pengetahuan mereka sangat minim. Mereka lebih suka mengakses informasi dari internet daripada bertanya langsung pada orang tuanya,"jelasnya. mun-Ks

Tidak ada komentar:

Posting Komentar