Posted on Sabtu, 27 Februari 2010 | 0 komentar

Gaya Berpacaran Remaja Kian Bebas

Posted on Senin, 22 Februari 2010 | 0 komentar
WATES, KOMPAS.com - Gaya berpacaran remaja di wilayah perdesaan kian mengkhawatirkan. Remaja kini tidak lagi sungkan mengajak teman sebayanya untuk berhubungan seks di luar nikah karena termakan propaganda pergaulan bebas di televisi maupun situs internet.

Demikian terungkap dalam sarasehan bertema Pacaran Sehat memperingati Hari Valentine yang di adakan oleh Youth Forum Kulon Progo di Kantor Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), Wates, Minggu (14/2/2010). Acara itu diikuti sekitar 50 orang pelajar dari 10 SLTA di Kulon Progo.

Fasilitator Remaja PKBI Budi Prasetyo mengatakan pihaknya pernah mendampingi remaja-remaja di sejumlah desa di Kecamatan Nanggulan, Wates, dan Pengasih, sekitar akhir 2009. Hasil dari pendampingan menunjukkan banyak pasangan remaja terpaksa menikah karena sudah telanjur berhubungan seks dan membuahkan kehamilan yang tidak diinginkan.

Di Desa Jatirejo, Nanggulan, misalnya, puluhan remaja di bawah usia 20 tahun menikah karena alasan itu. "Setelah kami coba telusuri, ternyata pola pacaran remaja desa saat ini sudah mirip remaja kota yang bebas dan berisiko," ujar Budi.

Budi mengungkapkan, alasan remaja putra untuk berhubungan seks dengan kekasihnya umumnya adalah demi gengsi dan kebanggaan di kalangan rekan-rekan sepergaulannya. Sementara remaja putri tidak kuasa menolak ajakan berhubungan seks karena merasa takut kehilangan pacar dan dikucilkan dari pergaulan.

Ditambahkan Margareta Theodora (16), siswi kelas XI SMKN 1 Pengasih, alasan remaja menjalani pergaulan bebas karena ikut-ikutan tayangan sinetron di televisi dan informasi internet. Ia pun menyayangkan peran orangtua yang seolah tutup mata dan tidak bersedia membuka komunikasi dua arah dengan anak-anaknya.

Orangtua kadang hanya sekadar melarang dan membatasi pola pergaulan anak tanpa alasan yang jelas karena dianggap hal tabu untuk dibicarakan. Padahal, remaja butuh penjelasan atau mereka akan mencari sendiri informasi dari teman-teman dan sumber lain yang belum tentu benar, kata Margareta.

Karena itu, dalam sarasehan tersebut, Youth Forum PKBI Kulon Progo merasa perlu menyosialisasikan ulang pacaran yang sehat kepada remaja. Budi mengatakan, pacaran yang sehat memenuhi tiga kriteria, yakni sehat fisik, mental, dan sosial. Pacaran sehat akan dikampanyekan di sekolah-sekolah melalui berbagai media dan perantara pendampin g sebaya.

Selain itu, PKBI juga akan merekomendasikan penambahan materi upaya menghargai diri (self esteem) dalam pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah-sekolah. Materi ini, menurut Budi, dapat menjadi cara yang efektif bagi remaja untuk menghindari perilaku negatif dalam berpacaran.

"Dengan menghargai dirinya sendiri, maka remaja tidak akan mudah terbujuk rayuan atau mengikuti tren pergaulan bebas. Sebab mereka akan menyadari betul konsekuensi yang bakal ditanggung," ujar Budi.