Remaja Juga Rentan Terkena HIV/ AIDS

Posted on Selasa, 06 Januari 2009 | 0 komentar
Sejak kasus HIV/AIDS pertama kali ditemukan di Bali pada tahun 1987, angka pertumbuhan pengidap HIV/AIDS enggak kunjung turun. Yang lebih mencengangkan, ternyata remaja selalu menempati ranking pertama sebagai kelompok terbesar pengidap HIV/AIDS dibandingkan dengan kelompok usia lain.
Bagi kita yang tergolong rentan tertular HIV/AIDS seperti berita di atas, tentu akan bertanya-tanya, Kenapa harus kita yang remaja? Jawaban pertanyaan tersebut sederhana saja, tapi enggak sederhana upaya penanganannya.
Selama ini, banyak di antara kita yang belum menyadari bahwa banyak tingkah laku atau perbuatan kita yang sangat berisiko tertular HIV/AIDS. Misalnya saja seks di luar nikah. Masih banyak di antara kita yang berpandangan bahwa seksualitas hanya masalah perawan atau enggak perawan. Padahal, hubungan seks di luar nikah cukup besar risikonya untuk menjadi hubungan seks yang enggak aman meskipun dilakukan dengan pacar sendiri.
Hubungan seks yang enggak aman bisa menyebabkan kehamilan tidak diinginkan (KTD). KTD sendiri kelak bisa menimbulkan masalah lain, baik fisik, sosial, maupun mental. Risiko lain dari hubungan seks seperti ini adalah terkena infeksi menular seksual (IMS) yang dapat menyebabkan kemandulan dan makin membuat kita rentan terhadap HIV/AIDS.
Ketidaktahuan kita terhadap perilaku kita sendiri yang berisiko tertular HIV/AIDS inilah yang justru memicu kemungkinan untuk tertular dan bahkan menyebarkan HIV/AIDS di kalangan teman-teman kita. Meskipun begitu, kita memang bukan satu-satunya pihak yang dianggap paling bersalah.