Kenakalan Remaja

Posted on Rabu, 17 Februari 2010 | 0 komentar
Oleh: AsianBrain.com Content Team

Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.

Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi.


Definisi kenakalan remaja menurut para ahli

* Kartono, ilmuwan sosiologi
Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang".
* Santrock
"Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal."


Sejak kapan masalah kenakalan remaja mulai disoroti?
Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat.

Jenis-jenis kenakalan remaja

* Penyalahgunaan narkoba
* Seks bebas
* Tawuran antara pelajar


Penyebab terjadinya kenakalan remaja
Perilaku 'nakal' remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Faktor internal:

1. Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
2. Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku 'nakal'. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.


Faktor eksternal:

1. Keluarga
Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
2. Teman sebaya yang kurang baik
3. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.


Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja:

1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
3. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.

Tentang Penulis: AsianBrain.com Content Team. Asian Brain adalah pusat pendidikan Internet Marketing PERTAMA & TERBAIK di Indonesia. Didirikan oleh Anne Ahira yang kini menjadi ICON Internet Marketing Indonesia. Kunjungi situsnya: www.AsianBrain.com

Puluhan Balita Di Bali Mengidap HIV/AIDS

Posted on | 0 komentar
Gaya hidup bebas di Bali sepertinya semakin menunjukkan dampak yang memprihatinkan. Bagaimana tidak, puluhan bayi di bawah usia lima tahun terdeteksi mengidap HIV/AIDS. Dan jumlah ini semakin melonjak dan perkembangannya tampak mengkuatirkan, karena serangan HIV/AIDS ini diidap oleh semua kelompok usia.

Komisi penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Bali dalam laporannya hingga November 2009 menyebutkan dari 3.181 kasus, sedikitnya 19 bayi di bawah 1 tahun positif terjangkit penyakit dan virus mematikan itu. Dari 19 bayi tersebut yang berasal dari orangtua biasa maupun orangtua yang memiliki latar belakang kehidupan seks bebas, yang positif AIDS mencapai 18 bayi, terdiri dari 11 bayi laki-laki dan 7 bayi perempuan, dan hanya seorang bayi perempuan yang terkena HIV.

Pada kelompok 1-4 tahun, yang ditemukan positif terjangkit HIV/AIDS mencapai 43 balita, terdiri dari 29 penderita AIDS (15 balita laki-laki dan 14 balita perempuan) dan 14 penderita HIV (6 balita laki-laki dan 8 balita perempuan).

Hasil ini tentu saja mengundang keprihatinan yang sangat besar. Mercya Soetanto selaku aktivis penanggulangan HIV/AIDS dan juga penghubung media KPA Bali menghimbau kepada setiap wanita usia subur bersama dengan pasangannya secara rutin memeriksakan kesehatannya kepada dokter. Dengan demikian jika di antara pasangan ada yang terjangkit HIV/AIDS dapat diketahui sejak dini dan penderita dapat mencegah terjadinya kehamilan.

Selain balita, kelompok usia 5-14 tahun ditemukan 5 orang positif HIV/AIDS, dengan 3 anak menderita AIDS dan 2 anak tertular HIV. Namun untuk usia 15-19 tahun, penderita mencapai 74 orang dengan 16 anak remaja mengidap AIDS dan 58 anak remaja mengidap HIV.

Selain kelompok usia anak dan remaja ini, penderita terbanyak didapati pada rentang usia 20-39 tahun, yakni mencapai 1.500 orang atau 47,15% dari 3.181 kasus, terdiri dari 615 orang menderita AIDS dan 885 orang terkena HIV. Dalam kelompok usia 30-39 tahun didapati 1.118 orang pengidap HIV/AIDS atau 35,15% dari total kasus, dengan 647 penderita AIDS dan 471 pengidap HIV. Di kelompok usia 40-49 tahun, didapati 332 penderita HIV/AIDS atau 10,44% dari total kasus, dengan 217 penderita AIDS dan 115 orang tertular HIV. Bahkan di rentang usia 50-59 tahun didapati 80 orang positif mengidap HIV/AIDS, terdiri dari 64 orang mengidap AIDS dan 16 orang tertular HIV. Rentang usia di atas 60 tahun ditemukan 10 kasus, terdiri dari 8 orang terjangkit AIDS dan 2 lainnya terkena HIV.

Bagaimanapun juga, tidak ada obat yang lebih ampuh untuk menanggulangi HIV/AIDS selain dengan gaya hidup yang menjunjung tinggi kekudusan, no sex before married dan hanya memiliki satu pasangan sampai maut memisahkan.

Sumber : antaranews