ANALISIS SITUASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI INDONESIA

Posted on Kamis, 05 Mei 2011 | 0 komentar
Masalah remaja (usia >10-1,9 tahun) merupakan masalah yang perlu diperhatikan dalam pembangunan nasional di Indonesia. Studi analisis mengenal kecenderungan kesehatan, mengestimasikan bahwa pada tahun 2005 Indonesia akan menjadi negara dengan proporsi populasi usia kurang 15 tahun terbesar, dan diduga mencapal 30.02% pada tahun 2000. Masalah remaja terjadi, karena mereka tidak dipersiapkan mengenai pengetahuan tentang aspek yang berhubungan dengan masalah peralihan dari masa anak ke dewasa.. Masalah kesehatan remaja mencakup aspek fisik biologis dan mental, sosial. Perubahan fisik yang pesat dan perubahan endokrin/ hormonal yang sangat dramatik merupakan pemicu masalah kesehatan remaja serius karena timbuhnya dorongan motivasi seksual yang menjadikan remaja rawan terhadap penyakit dan masalah kesehatan reproduksi, kehamilan remaja dengan segala konsekuensinya yaitu: hubungan seks pranikah, aborsi, PMS & RIV-AIDS serta narkotika, dll.

Hasil dari beberapa Studi:

Sebagai gambaran tentang masalah remaj'a kaitannya dengan perkembangan kesehatan reproduksi, tulisan ini mengungkap secara ringkas yang bersumber dari beberapa studi yang dilakukan tentang hal tersebut.
Banyak studi yang mengungkap bahwa perkawinan yang terlalu dini serta kehamilan dan persalinan pada usia remaja menyebabkan lbu maupun bayinya berisiko tinggi.
'Studi analisis situasi di kecamatan Tebet Jakarta (tahun 1997) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) di puskesmas Tebet, dilakukan pengembangan model Pelayanan KRR pada tahun 1997/1998. Kegiatan awal yang dilakukan adalah Analisis Situasi terhadap siswa SMP, SMU, Karang Taruna dan provider dari berbagai unit kerja seperti puskesmas, seksi UKS, Kelurahan, KUA, Kader PKK dan NGO (Yayasan Kusuma Buana), untuk mengidentifikasi masalah remaja, kebutuhan remaja terhadap informasi dan pelayanan serta fasilitas pelayanan yang tersedia.
Melalui Focus Group Diskusi (FGD) terungkap berbagai masalah remaja, yaitu hubungan seksual sebelum nikah, hamil diluar nikah, masalah aborsi, dan putus sekolah karena menikah, pemakaian alat kontrasepsi pada remaja. Melalui interview terhadap 41 orang remaja (13-18 tahun) diketahui hanya 19.5% remaja pernah memanfaatkan fasilitas pelayanan khusus macam pelayanan yang diperoleh belum mencerminkan pelayanan KRR.
Sebagian besar remaja menyatakan belum cukup informasi dan membutuhkan informasi tentang PMS/AIDS, perilaku seksual, organ seksual, persiapan perkawinan, KB, kehamilan/ aborsi, dan obat terlarang. Sumber informasi sebaiknya dan guru sekolah, orang tua, petugas kesehatan dan tokoh agama, dan disampaikan oleh orang ahli atau media masa. Mereka menyatakan waktu pelayanan KRR sebaiknya jam 14.00-16.00.
Sebagian besar remaja menyatakan sering mengalami sakit kepala dan sulit belajar. Timbuinya jerawat dialami oleh cukup banyak diantara mereka (36.6%), juga sakit mag, masalah haid/ mimpi basah, dll.
Sebagian besar provider menyatakan belum dapat menangani permasalahan KRR karena belum adanya petugas untuk pelayanan tersebut. Mereka setuju diadakan pelayanan KRR karena belum adanya petugas khusus untuk pelayanan tersebut. Dapat disimpulkan bahwa situasi remaja di kecamatan Tebet saat ini memerlukan penanganan segera, dilain pihak pelayanan KRR belum tcrsedia. Perlu segera disusun model pelayanan yang menjawab kebutulian remaja.
Status gizi ibu yang buruk berkontribusi terhadap 4 dari 5 penyebab utama kematian ibu yaitu perdarahan, abortus, hipertensi, infeksi dan partus macet. Dari studi yang pemah dilakukan terhadap remaja di Madura, Jawa Timur, hasilnya memperlihatkan bahwa remaja wanita memiliki status gizi buruk, meskipun bila dilihat dari pengetahuan remaja tentang gizi dan anemia cukup baik.
Sementara itu studi Needs Assesssment,for adolescents Reproductive Health (1999) yang sasarannya kepada, pendidik, orang tua, pemimpin organisasi, provider dan anak-anak remqja sendiri telah dilakukan di propinsi Jawa Tengah, dan propinsi jawa Timur, baik di urban maupun rural dengan metoda indepth interview & FGD. Dari semua kelompok ini ternyata membutuhkan informasi mengenai kesehatan reproduksi sehat remaja. Kelompok remaja mengetahui penyebab anemi karena kekurangan zat besi, pemenuhan gizi dalam makanan tidak tercukupi, serta gejala-gejalanya. Hubungan antara anemi dengan kesehatan reproduksi sudah diketahui oleh orang tua, provider dan pendidik, sementara kelompok remaja belum mengetahui sepenuhnya. Mereka hanya mengetahui bahwa penyakit anemia mengganggu proses kehamilan.
Dari studi ini diperoleh informasi bahwa para orang tua di daerah penelitian belum mempersiapkan anak-anak mereka dalam menghadapi masa baligh. Hal ini disebabkan pada umumnya mereka nienganggap bahwa masalah seks adalah sesuuatu yang tabu atau saru. Orang tua merasa anak telah mendapatkannya dari sekolah, bacaan atau dari teman. Disamping itu, untuk orang tua yang pendidikan lebih rendah , merasa rendah diri dan menganggap anak-anak mereka sudah jauh lebih tahu dari mereka. Tentang kontrasepsi studi darl PT Surindo temyata sudah mengetahui tentang jenis-jenis kontrasepsi, yaitu hanya sebatas pil, suntik dan kondom. Mereka juga mengetahui bahwa fungsi alat kontrasepsi adalah untuk mencegah kehamilan serta mengatur jarak kehamilan.
Studi ini juga mengungkap tentang kejadian aborsi. Dalam waktu 4 bulan sebelum survei menurut provider, ada 4 pasien remaja yang berniat untuk mcnggugurkan kandungan kepada bidan, namun ditolak. Dari hasil FGD mereka menjelaskan tentang cara-cara, menggugurkan kandungan yaitu antara lain dengan minum jamu, urut ke dukun, minum minuman keras atau carnpuran pil KB dengan sprite.
Sebab-sebab teradinya kehamilan illegal adalah akibat kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua, akibat salah pergaulan dan ada pula yang ingin menguji alat kontrasepsi.
Mengenai penyakit menular seksual (PMS) yang umum diketahui remaja adalah HIV/AIDS, dikarenakan selama ini yang sering dipopulerkan secara gencar adalah HIV AIDS.
Tabel berikut ini memberikan gambaran tentang Tingkah Laku Seksual Remaja Perkotaan di Indonesia.

Penelitian Lokasi/ Tahun Temuan
1.Istiati
2.Affandi
3.UII
4.Dasakung
5.Sarlito Surakarta, 1991
Jakarta, 1985
Yogyakarta, 1984
Yogyakarta, 1984
Jakarta, 1982 • 73 kehamilan remaja pranikah
• 80% remaja yg hamil melakukan sanggama dirumah sendiri
• 13% dari 846 pernikahan didahului kehamilan
• 62% dari 29 mahasiswa kumpul kebo
• 75% remaja wanita menjaga kegadisan

Kesimpulan:

• Remaja wanita merupakan satu kesempatan untuk memperbaiki keadaan dan kelangsungan matemal dan perineonatal bila mereka masuk dalam proses dengan status gizi yang baik.
• Pengetahuan remaja, orang tua, pcndidik dan pimpinan oraganisasi terkait tentang kesehatan reproduksi remaja perlu ditingkatkan dan perlu informasi serta sosialisasinya.
Posted by Yudhi

Mengapa kita perlu berinvestasi di bidang kesehatan dan perkembangan remaja?

Posted on Jumat, 23 Juli 2010 | 0 komentar
Ada sebuah 1200000000 diperkirakan remaja - satu dari setiap lima orang - di dunia saat ini. Masa remaja adalah masa perubahan fisik dan psikologis besar, serta perubahan besar dalam interaksi sosial dan hubungan.

Meskipun kebanyakan remaja membuat transisi menjadi dewasa dalam kesehatan yang baik, banyak yang tidak. Beberapa masalah kesehatan yang dihadapi oleh remaja mempengaruhi mereka selama masa remaja itu sendiri, seperti kematian disebabkan oleh bunuh diri atau kekerasan interpersonal, atau dari konsekuensi dari aborsi tidak aman. Lain-lain mempengaruhi individu di kemudian hari, misalnya, penyakit terkait HIV di masa dewasa akibat infeksi selama masa remaja, atau kanker paru-paru akibat penggunaan tembakau dimulai saat remaja.

Kesehatan remaja juga memiliki efek antar generasi. Bayi yang dilahirkan oleh orang tua remaja memiliki risiko lebih tinggi menjadi kurus dan mati. Mereka juga cenderung menderita dari kerugian sosial dan ekonomi yang dihadapi oleh orangtua mereka. Ada argumen ekonomi yang menarik untuk mengatasi kesehatan remaja. Meningkatkan kesehatan remaja sekolah akan meningkatkan partisipasi mereka dan retensi di sekolah, prestasi kognitif mereka, dan menyebabkan produktivitas yang lebih besar. Ada juga kebutuhan untuk menjaga investasi dalam kelangsungan hidup anak, dan dalam pendidikan anak-anak yang tinggal untuk menjadi remaja.

Anak-anak dan remaja memiliki kebutuhan penting saat mereka tumbuh dan berkembang menjadi dewasa. Hampir semua pemerintah telah mengkonfirmasikan hak mereka untuk memiliki kebutuhan ini terpenuhi, dengan ratifikasi Konvensi Hak Anak.

Apa remaja perlu tumbuh dan berkembang dalam kesehatan yang baik?
:: Kesehatan kebutuhan

Siapa yang perlu memberikan kontribusi bagi kesehatan dan perkembangan remaja?
:: Kontributor

Apa kontribusi khusus pekerja kesehatan untuk kesehatan dan perkembangan remaja?
:: pekerja kontribusi Kesehatan

Yang mempengaruhi masalah kesehatan remaja dan apa yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menanggapi mereka?
:: Pencegahan dan Penanggulangan

Dunia Remaja Setelah Pubertas

Posted on Jumat, 18 Juni 2010 | 0 komentar
Banyak pertanyaan seputar pacaran. Lalu, apa yang harus kita lakukan. Pacaran ini biasanya mulai muncul pada masa awal pubertas. Perubahan hormon dan fisik bikin kita mulai tertarik pada lawan jenis. Proses.

sayang-sayangan" dua manusia lawan jenis itu merupakan proses mengenal dan memahami lawan jenisnya dan belajar membina hubungan dengan lawan jenis sebagai persiapan sebelum menikah untuk menghindari terjadinya ketidakcocokan dan permasalahan pada saat sudah menikah. Masing-masing berusaha mengenal kebiasaan, karakter atau sifat, serta reaksi-reaksi terhadap berbagai masalah maupun peristiwa.

Kalau masa pacaran kita manfaatkan dengan baik dapat menjadi ajang untuk melihat masalah yang potensial yang akan muncul dari perbedaan diri kita dan doi yang berbeda latar belakang kehidupan sehingga nantinya kita dan doi siap mengantisipasi kalo timbul permasalahan yang tidak dikehendaki.

Kedewasaan kita dalam berpacaran bisa dilihat dari kesiapan untuk bertanggung jawab. Ini dapat dilihat dari kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan peran, membagi waktu, perhatian, dan tanggung jawab antara belajar, pekerjaan rumah, dan pacaran. Kesiapan untuk berbagi dengan orang lain, menghadapi permasalahan pacaran, dan tetap bisa mengendalikan diri dan memenuhi nilai-nilai yang dianut dalam berhubungan dengan lawan jenis.[ygs]

Bahaya Remaja Kurang Tidur

Posted on | 0 komentar
Peneliti menemukan setengah remaja atau orang dewasa tidur di atas jam 10 malam bahkan tiga perempatnya dibiarkan tidur di atas tengah malam. Dalam Journal Sleep disebutkan bahwa hampir 24 persen remaja yang kurang tidur mengalami depresi dan seperlimanya punya pikiran bunuh diri. "Hasil studi ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa kurang tidur merupakan faktor pemicu depresi. Padahal kualitas tidur yang cukup bisa mencegah dari berbagai penyakit seperti dilansir dailymail. Beberapa waktu lalu menurut Gangwisch, kecukupan tidur akan mempengaruhi bagaimana otak merespons sesuatu dan menangani stres. Kurang tidur juga akan mempengaruhi pengambilan keputusan dan tingkat konsentrasi. Studi yang dirilis oleh American Academy of Sleep Medicine menyarankan agar remaja tidur sebanyak 8 jam setiap malamnya. "Masalahnya adalah lingkungan saat ini sudah berubah. Remaja sekarang lebih banyak terpapar lampu terang, play station, TV dan komputer yang membuat produksi hormon melatonin (hormon ngantuk yang muncul saat gelap) terhenti dan akibatnya seseorang akan lebih susah tidur. Belum lagi dengan aktivitas menelepon dan SMS-an yang sering dilakukan remaja sampai larut malam. Meski sering disepelekan tapi kebiasaan kurang tidur adalah penyebab fatal yang akan membuat seseorang tampak lemah, lesu dan tidak bersemangat. Mulai 2010, jadikanlah tidur cukup selama 8-9 jam sebagai resolusi untuk memulai hari dengan lebih semangat.[ygs]

Seks bebas banyak dipengaruhi narkoba

Posted on Selasa, 25 Mei 2010 | 0 komentar
Warta - Medan
ROZA AMALIA
WASPADA ONLINE

MEDAN – Banyaknya perilaku seks bebas yang membooming akhir– akhir ini berdasarkan hasil penelitian berbagai sumber, menurut psikolog dari Universitas Medan Area, Irna Minauli, dikarenakan pengaruh narkoba.

”Perilaku seks bebas bukan karena di film porno, melainkan karena pengaruh narakoba. Dan itu masih ada saat ini,” katanya, tadi pagi.

Dikatakan, pengaruh obat itu sangat kuat. Dan modus yang sering terjadi dikalangan remaja yakni, seperti remaja putra yang membelikan sesuatu kepada remaja putri, lalu ia meminta upahnya dengan melakukan hubungan seks.

Dikatakannya, kasus narkoba lama kelamaan semakin melebar. Maksudnya, kebanyakan dari remaja yang mengatakan bahwa keluarganya pernah terkena narkoba dan itu bukan aib lagi yang harus ditutupi.

”Seharusnya itu, disembunyikan dan tak pantas untuk dipertunjukkan pada masyarakat luas, karena narkoba merupakan barang haram yang dilarang dikonsumsi oleh agama dan negara,” tukasnya.

Sebelumnya, dari data di Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) anak usia 14-18 tahun kebanyakan melakukan seks bebas. Dari data itu, 21,2 persen melakukan aborsi. Sementara menurut Dr Boyke, 58 persen remaja melakukan seks dengan para PSK.

Editor: SATRIADI TANJUNG

Prilaku Seks Bebas di Kalangan Remaja dan Mahasiswa Sudah Diambang Batas

Posted on | 0 komentar
Perilaku seks di kalangan remaja dan mahasiswa saat ini sudah memprihatinkan, karena kebanyakan mereka tidak mau lagi diberi informasi masalah seks oleh guru maupun orang tua tetapi lebih senang melakukan curhat seks dengan teman - temannya.

Direktur Remaja dan Perlindungan Hak Hak Reproduksi Badan Kependududkan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat Masri Muadz mengatakan hal tersebut disela-sela menghadiri acara Peresmian "Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Mahasiswa dan Kuliah Umum Kesehatan Reproduksi Mahasiswa, di Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS),kemarin.

"Yang memprihatinkan lagi masalah remaja dan mahasiswa kurang mendapatkan perhatian. Pemerintah maupun masyarakat tidak peduli. Yang mendapat sorotan hanya soal kasus Gayus," katanya.

Menurut Masri, perilaku seks di kalangan remaja dan mahasiswa harus ditangani secara serius. Karena kalau seorang remaja atau mahasiswa sudah sekali melakukan hubungan seks diluar nikah akan mengulang menjadi sekian kali. Berikutnya akan mencoba dengan yang lain.

Jika sudah terjangkit perilaku seks yang tidak sehat akan diikuti pemakaian narkoba. Masri juga menyebutkan data Badan Narkotika Nasional (BNN) 1,2 juta adektif. Artinya mereka tidak bisa lagi hidup tanpa narkoba dan 75 persennya adalah remaja dan mahasiswa.(Afz/Jj/At)

PACARAN BACKSTREET, PUTUS ATAU LANJUT ?

Posted on Rabu, 12 Mei 2010 | 0 komentar
Pacaran backstreet memang melelahkan, krena harus pintar-pintar mengatur strategi supaya tidak ketahuan. Mana yang lebih baik, putus ataukah dilanjutkan ?

Kalau sudah dilanda cinta, dunia serasa milik berdua, yang lain pda ngontrak. Joke itu kerap terlontar dikalangan para remaja yang baru merasakan jatuh cinta.

Ketika dunia serasa milik berdua , pasangan sejoli ini tidak akan peduli pada sekelilingnya. Temasuk , aturan tidak boleh pacaran dari orang tua. Bagaimanapun dua sejoli akan berusaha agar cintanya bersatu. Akhirnya keputusan untuk memilih pacaran backstreet pun dijalani mereka yang tidak mendapatkan restu dari lingkungannya.

Sebenarnya , jika diartikan secara arfiah, pacaran backstreet sama dengan pacaran lewat jalan belakang. Dengan gaya backstreet inilah kedua sejoli bisa menjalin hubungan tnpa sepengetahuan orang-orang di sekelilingnya.

Keanyakan, aturan dan larangan memang berasal dari orang tua pihak perempuan. Orang tua pihak perempuan biasanya khawatir kalaumengizinkan putrinya pacaran nanti bisa terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Atau , bisa juga karena orangtua tak menyukai profil pacar anaknya, bis karena beda status sosial, etnis, agama dan semacamnya.

Namun, jiwa remaja yang masih penuh spontanitas sertamerta tak bisa menerima alasan orangtua. Backstreet lah cara pacaran yang dianggap sebagai pilihan yang paling tepat.

DAMPAK

Walaupun backstreet dianggap sebagai cara paling tepat untuk tetap menjalin hubungan, tetap saja da berbagai dampak yang muncul akibat gaya berpacaran seperti itu. Berikut dampaknya :

Rentan konflik

Dalam hubungan dengan gaya backstreet, konflik rentan sekali terjadi. Bukan hanya konflik antara anak dengan orang tua yang memang pasti ada, melainkan juga konflik dalam pasangan itu sendiri. Konflik denga orangtua, terjadi misalnya karena anak selalu menolak diajak pergi keluar. Sebenarnya bukan karena malas, tapi agar bisa bertemu dengan sang kekasih. Lama-kelamaan tentu orangtua akan curiga dan jadi sering marah-marah pada anaknya.

Sedangkan konflik dengan pasangan sendairi bis terjadi karena kesulitan mengatur janji untuk bertemu. Kalau tidak pintar-pintar memahami, pasti jadi gampang berantem.

Depresi

Pacaran backstreet memang lebih berat ketimbang pacaran normal (tidak backstreet). Konflik yang muncul lebih kompleks dan membebani pikiran.

Hal itu akan memicu timbulnya stres. Sebab, ada harapan yang sama-sama tidak terpenuhi. Anak merasa orangtua tidak memenuhi harapannya, begitu juga seballiknya, anak tak memenuhi harapan orangtua.

Kalau kedua belah pihak saling bersikeras, tentu energi negatif yang keluar semakin banyak. Bebaan pikiran yang awalnya hanya sebatas stres, lama-kelamaan berubah depresi.

Muncul rasa bersalah

Backstreet dijalani tentu saja karena terpaksa. Tak heran, mereka yang menjalaninya kerap merasa bersalah pada orang-orang di sekitarnya. Sebab, pacaran lewat jalan belakang ini tak ubahnya seperti pengkhianatan.

Pikir ke depan

Tidak ada yang bisa mengukur kadar cinta seseorang selain mereka yang menjalaninya. Apakah cinta yang diperjuangkan dengan gaya backstreet ini hanya sementara atau malah selamanya ? hanya mereka yang tahu dan bisa memprediksiny.

Dimana ada niat, disitu pasti ada jalan. Karena itu, sebelum memutuskan untuk pacaran,pasangan harus sudah yakin untuk melangkah bersama. Jadi , kalau memang mau backstreet ya jangan tanggung-tanggung. Tunjukan kalau cinta yang dimiliki pasangan memang layak diperjuangkan.

Sedangkan jika dari awal sudah ragu, sebaiknya memang tak usah diteruskan daripada pacaran backstreet tapi akhirnya hanya menyakitkan

Namun kalau sudah terlanjur backstreet, mulailah berpikir kedepan. Akan diteruskan hingga pelaminan atau sampai di sini saja. Apapun keputusan yang diambil, upayakanlah untuk melakukan hal-hal berikut :

* - Mengakui

Ini merupakan langkah awal jika anda berniat melanjutkan hubungan dengan pasangan. Akuilah perasaan cinta yang ada , akui keberadaaan pasangan yang berarti dalam hidup anda.

Resiko pasti ada tapi sebaiknya orangtua tahu yang sebenarnya. Mereka berhak mendapatkan kejujuran dari anaknya. Meski membutuhkan usaha keras dan keberanian yang kuat, cara ini tetap lebih baik daripada terus menyembunyikan posisi pasngan di hadapan orangtua.

Komunikasi

Kalau sudah mengakui perasaan dan kondisi anda dengan pasangan di hadapan orangtua, akan sangat wajar muncul pertentangan. Bahkan konflik lanjutan yang tak kalah seru. Tetapi sekali lagi, cara ini harus ditempuh untuk meyakinkan orangtua tentang hubungan tersebut. Sebaiknya komunikasikan dengan orangtua mengenai alasan mengenalkan pasaangan. Misalnya, karena anda sudah merasa sangat cocok dan nyaman bersamanya. Lantas, diskusikan bersama alasan orangtua melarang anda pacaran. Berkomunikasi dari hati ke hati ini juga harus dilakukan di waktu yang tepat agar pembicaraan bisa rileks tidak emosional.

sumber dari :www.pusatremaja.com