15% PENGIDAP HIV/AIDS DI MEDAN USIA SEKOLAH

Posted on Senin, 28 September 2009 | 0 komentar
Medan (Waspada 1Desember 2008). Terhitung sejak tahun 2004 hingga Oktober 2008 telah ditemukan sebanyak 630-an kasus HIV/AIDS di Kota Medan. Dari jumlah tersebut 15% pengidap HIV/AIDS tergolong usia sekolah.

Demikian dikatakan Kadis Kesehatan Kota Medan Dr.Umar Zein,TM&H, SpPD-KPTI kepada Waspada di Medan, minggu (30/11) malam, menjelang peringatan Hari AIDS Sedunia 1 Desember 2008 dengan Tema Internasional “Kepemimpinan” dan Subtema Nasional “Yang Muda Yang Membuat Perubahan”.

Menurut Umar Zein, pangidap HIV/AIDS usia sekolah tersebut umumnya masih duduk dibangku SMA. Faktor risiko penularan HIV/AIDS dikalangan anak usia sekolah ini adalah NARKOTIK SUNTIK.

Sedangkan jumlah pengidap HIV/AIDS terbesar berusia 20-40 tahun dengan persentase 60%. Beberapa diantara pengidap HIV/AIDS yang masuk katagori usia produktif ini tercatat sebagai pegawai swasta, pegawai Negeri Sipil(PNS) dan lain-lain.
Selebihnya (25%) merupakan kelompok IBU RUMAH TANGGA, ANAK-ANAK DAN BALITA. “Secara keseluruhan, pengidap HIV/AIDS ini didominasi kelompok heteroseksual dan pengguna narkotik suntik”. ujarnya.

Umar Zein menilai, penanganan HIV/AIDS di Medan hingga saat ini masih belum tertata dengan baik. Pasalnya, belum terlihat koordinasi antar lembaga baik kalangan pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang peduli HIV/AIDS.

Buktinya, Dinas Kesehatan Kota tidak pernah mendapat laporan berbagai kegiatan dari sejumlah lembaga-lembaga tersebut sehingga terkesan berjalan sendiri-sendiri.

Padahal, lanjut Umar Zein, penanganan HIV/AIDS akan lebih baik jika dilakukan secara bersama-sama dalam satu sistem yang tertata apik. Dengan demikian berbagai faktor risiko seperti hubungan seks tidak aman serta penyalahgunaan narkoba hingga penemuan kasus dan dilanjutkan dengan perawatan bisa berjalan sesuai harapan.

Karena itu, penanggulangan HIV/AIDS di Kota Medan perlu menjadi komitmen semua pihak baik dari instansi pemerintah, lembaga yang peduli HIV/AIDS, tokoh agama, pemuda dan adat serta unsur masyarakat lainnya.
“ Jangan sampai terjadi kesalah fahaman terhadap program sosialisasi kondom sebagai salah satu cara pencegahan penularan HIV/AIDS”, demikian Umar Zein.